VCO (Virgin Coconut Oil)


I.       PENDAHULUAN
         
LATAR BELAKANG MASALAH
Salah satu olahan buah kelapa yang sangat menjanjikan dan mempunyai peluang yang besar untuk dikembangkan adalah minyak kelapa murni atau sering dikenal dengan nama Virgin Coconut Oil (VCO). VCO ini dipercaya ampuh memberantas berbagai penyakit degeneratif diantaranya darah tinggi, stroke, diabetes mellitus, asam urat, dapat menghentiksn pendarahan,serta dapat menghaluskan kulit, sehingga harga dari minyak ini menjadi sangat tinggi.


Teknologi pengolahan buah kelapa menjadi VCO dapat dipilih dari teknologi yang sederhana sampai teknologi tinggi dan padat modal. Beberapa metode yang digunakan dalam pembuatan VCO antara lain : pembuatan secara fermentasi, aerasi , dan pengadukan,

Dari berbagai metode tersebut, maka pembuatan VCO yang paling sesuai diterapkan pada skala produksi Rumah Tangga adalah metode fermentasi dengan menggunakan ragi tempe. Selain prosesnya mudah untuk dilakukan, biaya yang digunakan juga relatif lebih murah.

Dibandingkan dengan minyak nabati lainnya misalnya seperti minyak sawit, minyak kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari, VCO memiliki beberapa keunggulan yaitu kandungan asam laurat tinggi, komposisi asam lemak rantai mediumnya tinggi dan berat molekulnya rendah. Asam laurat merupakan asam lemak jenuh rantai sedang atau dalam istilah kesehatan lebih dikenal dengan medium chain fatty acid (MCFA).

Beberapa asam lemak rantai sedang yang terkandung didalam VCO yaitu asam kaprilat (C8) sebanyak 5.0-10.0%, asam caprat (C10) sebanyak 4.5-8.0% dan asam laurat (C12) sebanyak 43-53%. Asam laurat misalnya, didalam tubuh akan diubah menjadi monolaurin yaitu sebuah senyawa monogliseride yang bersifat antivirus, antibakteri, antiprotozoa (Proyugo, 2006)

Selain asam laurat, VCO juga mengandung capric acid yang berantai sedang. Asam inipun bermanfaat bagi kesehatan manusia yang didalam tubuh akan diubah menjadi monocaprin. Monocaprin sangat bermanfaat mengatasi berbagai penyakit.

            TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah membuat virgin coconut oil (VCO) dengan cara fermentasi. Dalam percobaan ini digunakan ragi tape sebagai bahan starter.

II.      DASAR TEORI
VCO adalah minyak kelapa yang diproses dari kelapa segar dengan atau tanpa pemanasan dan tidak melalui pemurnian dengan bahan kimia. Dibandingkan dengan minyak kelapa yang diolah secara tradisional, VCO memiliki keunggulan, yaitu kadar air dan asam lemak bebas rendah, tidak berwarna (bening), beraroma harum, dan daya simpan lebih lama. Dalam perkembangannya VCO telah dimanfaatkan sebagai bahan baku farmasi, kosmetik, dan pangan.
Saat ini telah berkembang pengolahan VCO tanpa pemanasan dengan menggunakan minyak pancing sebagai starter. Dengan cara ini harus disediakan dahulu minyak pancing. Petani yang baru pertama kali mengolah VCO biasanya sulit memperoleh minyak pancing. Oleh karena itu, perlu dicari cara lain yang lebih mudah untuk memecahkan emulsi santan/krim melalui proses fermentasi tanpa menggunakan minyak pancing.
Ragi tape yang biasanya digunakan dalam pembuatan tape, berpeluang digunakan dalam pengolahan VCO karena ragi tape mengandung mikroflora seperti khamir yang dapat menghasilkan lipase untuk memecah emulsi santan. Dengan demikian, selama proses fermentasi akan terjadi pemutusan ikatan kimia. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari teknik pembuatan VCO dengan menggunakan ragi tape. (Goniwala Elfianus, 2008)
Manfaat dari VCO diantaranya adalah meningkatkan daya tahan terhadap penyakit serta mempercepat proses penyembuhan. Manfaat tersebut ditimbulkan dari peningkatan metabolisme dari penembahan energi yang dihasilkan, sehingga mengakibatkan sel-sel dalam tubuh bekerja lebih efisien. Mereka membentuk sel-sel baru serta mengganti sel-sel yang rusak dengan lebih cepat. VCO di dalam tubuh menghasilkan energi saja tidak seperti minyak sayur yang berakhir di dalam tubuh sebagai energi, kolesterol, dan lemak. (Hana Timoti, 2005)
III.    METODOLOGI
1.      Alat
-          Toples besar                                                                                  2 buah
-          Toples besar dengan kran                                                              1 buah
-          Saringan                                                                                        1 buah
-          Beaker glass 1000 ml                                                                    1 buah
-          Selang kecil                                                                                   1 m
-          Botol kaca / plastik bersih                                                             1 buah
2.      Bahan
-     Kelapa parut                                                                                    2,5 kg
-     Air                                                                                                   5,0 lt
3. Prosedur Percobaan
1.  Timbang kelapa yang sudah diparut halus.
2. Tambahkan air sebanyak 5,0 lt (penambahan air didapat dari dua kali jumlah berat parutan kelapa) pada parutan kelapa tersebut, lalu peras hasilnya (santan), dan taruh dalam wadah toples besar. Sisihkan  ampas sisa perasan kelapa yang sudah tidak terpakai.
4.  Setelah didapat santan, diamkan sejenak selama 45 menit atau sepertiga kanil sudah terpisah dengan air.
5.  Setelah terbentuk lapisan kanil di atas permukaan air, buang sisa air yang ada di bawah lapisan kanil tersebut.
6.  Aduk dengan mixer dan sambil di aduk- aduk hingga ±45 menit.
7.  Diamkan campuran santan dan starter tersebut selama 24 jam.
9.  Setelah 24 jam maka terbentuk lapisan blondo ( santan yang mengeran ) di permukaan, dan minyak (vco) pada lapisan kedua, dan air pada lapisan paling bawah.
10.Ambil minyak (vco) tersebut  dengan selang kecil.
11.Lalu saring minyak tersebut agar lebih murni dan tidak terdapat ampas blondo yang ikut.
12.Masukkan wadah yang diinginkan atau botol produk VCO yang telah jadi tersebut.

IV.    HASIL DAN DISKUSI
1.      HASIL
Pada percobaan tersebut terjadi kegagalan dalam proses pembentukan lapisan minyak (vco) yang diharapkan. Setelah pendiaman selama lebih kurang 24 jam hanya terbentuk lapisan blonde dan air
DSC00594.JPG
DSC00595.JPG                 
           




 

Lapisan Blondo








 


Lapisan Air
                       
                       




                                               
2.      DISKUSI
Kegagalan yang terjadi bisa disebabkan beberapa factor, antara lain:
1.       Penggunaan air yang kurang steril
Dengan penggunaan air yang kurang steril maka akan didapat matriks/ zat-zat pengganggu yang dapat mempengaruhi proses pemisahan minyak dengan blondo.
2.       Pemerasan yang kurang maksimal
Dengan kurang maksimalnya pemerasan maka jumlah kadar minyak yang ada juga akan berkurang, jadi secara tidak langsung itu juga mempengaruhi proses pemisahan minyak dengan blondo.
3.       Kualitas kelapa yang tidak baik
Dengan penggunaan kelapa yang tidak baik  maka akan terdapat mikroorganisme pengganggu yang dapat mengganggu proses pembuatan minyak tersebut,seperti dapat kita ketahui kelapa sangat mudah terkontaminasi dengan mikroorganisme,maka dari itu kelapa sangat mudah berubah menjadi masam karena terjadi kontaminasi tersebut.
4.       Kelapa yang dipakai tercampur dengan kelapa muda
Karena kelapa muda memiliki kadar air yang lebih tinggi dari minyak sehingga minyak yang akan dihasilkan oleh proses pembuatan itu akan terganggu secara kualitasnya, jadi hal itu jg dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya kegagalan dalam proses pembuatan VCO.
5.       Pengadukan yang kurang maksimal
Pengadukan yang kurang maksimal dapat menyebabkan kegagalan karena pemisahan antara blondo, air, dan minyak akan kurang maksimal, jadi pengendapan untuk pemisahan akan sulit untuk memisah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSES BASAH DAN KERING PADA SEMEN